Pada tulisan sebelumnya, perjalanan saya memahami makna takdir dimulai dari kehilangan. Dari sana saya belajar bahwa manusia hanya bisa memilih responsnya. Tetapi setelah beberapa waktu, saya juga menyadari bahwa memilih pun bukan hal yang mudah. Hidup tidak selalu menunjukkan ke mana kita harus melangkah. Dalam ketidakpastian itulah saya mulai memikirkan kembali peran doa dalam hidup saya.
Saya sering membayangkan Lauhul Mahfudz seperti sebuah kitab besar yang menyimpan gambaran perjalanan hidup setiap manusia. Bukan dalam bentuk tulisan panjang, tetapi seperti sebuah diagram yang bercabang di banyak tempat. Pada setiap cabang selalu ada dua arah: pilihan yang benar dan pilihan yang keliru. Di ruang itulah manusia menggunakan akalnya, dan ruang itulah yang membedakan manusia dari makhluk lain. Namun kemampuan kita untuk melihat diagram itu sangat terbatas. Kita hanya bisa melihat satu cabang di depan mata, tanpa tahu apa yang menunggu setelahnya. Dalam keadaan seperti itu, manusia sangat mungkin salah memilih, meski ia sedang berusaha melakukan yang terbaik.
Dari sini saya mulai memahami mengapa doa begitu penting. Doa bukan cara untuk mengubah apa yang telah ditetapkan Allah dalam diagram besar itu. Doa adalah permohonan agar kita diarahkan pada cabang yang benar, agar kita tidak tersesat ketika harus memilih di antara jalur-jalur yang tidak bisa kita lihat secara utuh. Karena itu setiap hari kita diwajibkan membaca doa yang sama berkali-kali: “tunjukkanlah kami jalan yang lurus.”
Bukan karena Allah lupa sehingga kita harus mengulanginya, tetapi karena manusialah yang mudah kehilangan arah, mudah goyah, dan mudah terpeleset pada pilihan yang keliru.
Sejak saya memikirkan hal itu, doa tidak lagi saya lihat sebagai kalimat yang diulang dalam shalat. Doa menjadi permohonan yang tulus agar akal tetap jernih dan hati tetap kuat saat berhadapan dengan cabang-cabang kehidupan yang sulit ditebak. Diagram kehidupan di Lauhul Mahfudz tidak berubah, tetapi manusia bergerak di dalamnya setiap hari. Kita melangkah dari satu cabang ke cabang berikutnya, membawa akal, pengalaman, luka, harapan, serta doa agar tetap berada pada jalur yang paling baik.
Dari cara pandang itu, saya memahami bahwa hubungan antara doa dan takdir bukanlah pertentangan. Doa justru menjadi bagian dari cara manusia menapaki diagram kehidupannya. Doa membuat langkah lebih terarah dan hati lebih tenang. Doa mengingatkan bahwa manusia memang tidak bisa mengatur hasil akhir, tetapi manusia selalu bisa memohon agar diberi kekuatan untuk memilih cabang yang benar. Pada akhirnya, doa adalah cahaya yang menuntun kita menyusuri diagram kehidupan yang hanya Allah yang mengetahuinya secara utuh.
Ketika usaha adalah cara menjalani takdir, doa adalah cara menavigasinya. Keduanya saling melengkapi. Doa tidak mengubah ketetapan Allah, tetapi mengubah cara manusia menempuhnya. Itulah alasan mengapa doa selalu kembali menjadi pegangan, bahkan ketika hidup sedang baik-baik saja. Karena dalam setiap cabang kehidupan, manusia selalu membutuhkan cahaya untuk tetap berada di jalan yang lurus.

13 hours ago
1




















:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5379583/original/008279300_1760351169-Artboard_1_copy.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5378189/original/057508300_1760218015-AP25284765147801__1_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5348124/original/066186800_1757768591-persebaya.jpg)



:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5367784/original/099774300_1759313808-Sherhan-Kalmurza.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5377650/original/070250500_1760140104-AP25283706908321.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5277047/original/083807100_1751975773-Sakit_mag.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5325476/original/093684600_1755998966-MPL_ID_S16_01.jpg)


:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5376773/original/003374000_1760018952-yaniv-knobel-UvkIx6DMTMk-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4975262/original/049835800_1729563717-trombosit-adalah.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5369643/original/010833600_1759476021-IMG-20251003-WA0016.jpg)

![[Kolom Pakar] Prof Tjandra Yoga Aditama: Wamenkes Baru dan Eliminasi Tuberkulosis](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/y0KuB7erhDJ6TbtDuKZCqONsZYw=/1200x675/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5376817/original/095760700_1760054336-WhatsApp_Image_2025-10-09_at_4.52.47_PM.jpeg)

English (US) ·