Asam Urat di Usia Muda Kian Marak: Ini Pemicu, Risiko, dan Cara Mencegahnya

Liputan6.com, Jakarta - Asam urat selama ini identik sebagai penyakit orang tua. Namun, tren kesehatan justru menunjukkan arah sebaliknya. Anak muda berumur 20 hingga 30 tahun kini semakin banyak datang ke fasilitas kesehatan dengan keluhan nyeri sendi dan kadar asam urat tinggi.

"Sekarang banyak anak muda datang dengan keluhan asam urat. Pola hidupnya tidak seimbang. Banyak yang kurang minum, sering makan tinggi purin, dan stres," kata dokter kesehatan masyarakat, dr. Adrian, di podcast Raditya Dika. Dia menegaskan bahwa gaya hidup modern menjadi pemicu utama naiknya kasus di kelompok usia yang sebelumnya dianggap aman dari penyakit metabolik ini.

Menurut Adrian, perubahan pola makan dan aktivitas menjadi faktor paling berpengaruh. Banyak anak muda yang mengonsumsi makanan tinggi purin seperti daging merah, jeroan, dan seafood tanpa diimbangi dengan hidrasi yang memadai.

Kurangnya aktivitas fisik memperburuk kondisi tersebut karena tubuh tidak mampu memproses purin dengan optimal. "Banyak yang terlihat bugar, tapi ketika diperiksa, kadar asam uratnya sudah di atas normal," ujarnya.

Adrian menjelaskan bahwa asam urat bukan penyakit yang muncul tiba-tiba, melainkan akumulasi gaya hidup yang tidak seimbang selama bertahun-tahun. Oleh sebab itu, edukasi kepada generasi muda perlu diperkuat, terutama terkait pencegahan.

"Pencegahan selalu lebih mudah. Cukup mulai dari minum cukup air, batasi makanan tinggi purin, dan rutin bergerak," katanya. Kebiasaan sederhana seperti memastikan asupan air yang cukup dan membatasi konsumsi makanan berlemak dapat menurunkan risiko secara signifikan.

Dia juga menyinggung alternatif alami seperti Etawanesia, susu kambing Etawa yang dipadukan dengan daun kelor. Menurut Adrian, lombinasi ini dinilai dapat mendukung kesehatan sendi dan metabolisme secara alami.

Adrian menilai alternatif alami seperti ini bermanfaat bagi masyarakat dengan aktivitas padat karena kandungan nutrisinya lebih mudah diserap tubuh.

Meningkatnya kasus asam urat pada usia produktif menjadi tanda bahaya yang tidak boleh diabaikan. Adrian, mengatakan, fenomena ini harus menjadi pengingat bahwa kesehatan metabolik ditentukan oleh kebiasaan harian yang tampak sepele.

"Kalau dulu kasus seperti ini kita lihat pada usia 40–50 tahun, sekarang usia 25 pun bisa kena. Ini waktunya anak muda lebih peduli," katanya.

Asam urat bukan lagi masalah generasi tua. Dengan pola hidup yang lebih seimbang, edukasi yang tepat, dan dukungan nutrisi yang memadai, Adrian memastikan generasi muda dapat terhindar dari risiko kesehatan yang seharusnya bisa dicegah sejak dini.