Kota Padang (ANTARA) - Fendi, warga Jorong Toboh, Nagari Malalak Timur, Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, tak pernah menyangka kampung halamannya, yang selama ini damai dan tenang, luluh lantak dalam sekejap dihantam banjir bandang.
Rabu (26/11), sekitar pukul 15.00 WIB, Jorong (Dusun) Toboh, seperti perkampungan di Malalak Timur lainnya, porak-poranda diterjang sapuan banjir bandang yang tiba-tiba meluncur deras dari arah perbukitan.
Dari rekaman video yang beredar, galodo, begitu warga setempat menyebut banjir bandang, terlihat seperti gulungan ombak besar berwarna putih yang menghantam tanpa ampun apapun yang dilaluinya, tak terkecuali perkampungan di bawahnya.
Situasi itu disaksikan Fendi dengan mata telanjang. Sebelum banjir bandang sampai ke pemukiman warga, ia mendengar secara jelas bunyi letupan-letupan keras dari arah perbukitan.
Mendengar dan melihat galodo, Fendi spontan berteriak ke arah warga di sekitar kampung itu agar mereka segera lari dan menyelamatkan diri. Ia dan beberapa warga dengan sigap berlari ke sisi yang aman.
"Saya melihat langsung dari bukit itu air berwarna putih dan kayu-kayu mulai meluncur deras. Saya berusaha meneriaki warga agar segera menyelamatkan diri," ujar Fendi.
Fendi sendiri berlari ke tempat yang lebih tinggi. Dari sana ia menyaksikan perkampungan yang awalnya penuh dengan ketenangan, hamparan sawah hijau, petani yang menjemur kayu kulit manis di pinggir jalan serta tawa kecil anak-anak, seketika berubah menjadi lautan lumpur dan tumpukan kayu.
Suara-suara teriakan ia dengar begitu jelas. Batinnya rusak, hatinya hancur. Tapi tidak dengan keberaniannya. Dengan berbekal keberanian dan hati nurani yang masih tersisa di dalam dirinya, ia membantu penyelamatan warga satu persatu. Bahkan, tanpa sadar, lelaki yang usianya sudah kepala lima itu bisa menggendong dua ibu-ibu sekaligus pada saat banjir masih menerjang.
Tim SAR gabungan mengevakuasi korban banjir bandang di Jorong (dusun) Toboh, Nagari (desa) Malalak Timur, Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Jumat (28/11/2025). ANTARA/Fandi Yogari/aa.Editor: Sapto Heru Purnomojoyo
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.





















:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5379583/original/008279300_1760351169-Artboard_1_copy.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5378189/original/057508300_1760218015-AP25284765147801__1_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5348124/original/066186800_1757768591-persebaya.jpg)




:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5367784/original/099774300_1759313808-Sherhan-Kalmurza.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5377650/original/070250500_1760140104-AP25283706908321.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5277047/original/083807100_1751975773-Sakit_mag.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5325476/original/093684600_1755998966-MPL_ID_S16_01.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5369643/original/010833600_1759476021-IMG-20251003-WA0016.jpg)


![[Kolom Pakar] Prof Tjandra Yoga Aditama: Wamenkes Baru dan Eliminasi Tuberkulosis](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/y0KuB7erhDJ6TbtDuKZCqONsZYw=/1200x675/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5376817/original/095760700_1760054336-WhatsApp_Image_2025-10-09_at_4.52.47_PM.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4975262/original/049835800_1729563717-trombosit-adalah.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5376773/original/003374000_1760018952-yaniv-knobel-UvkIx6DMTMk-unsplash.jpg)

English (US) ·