Kanker Payudara pada Laki-Laki Lebih Mematikan, Hanya Bertahan Hidup 6 hingga 9 Bulan

Liputan6.com, Jakarta - Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Subspesialis Hematologi Onkologi Medik MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, DR. dr. Andhika Rahman, SpPD-KHOM, mengatakan, kanker payudara akan berakibat fatal jika menjangkit laki-laki. Kasus kanker payudara pada laki-laki tercatat sebanyak satu dari 100 ribu kasus.

"Sekali lagi, perlu dicatat bahwa laki-laki nggak punya payudara. Laki-laki itu isinya otot semua. Jadi, buat itu kena kanker payudara, dia naik ke mana? Nah, payudaranya otot. Di otot, kemudian setelah itu lanjut biasanya tembus ke belakang," ujarnya dalam acara diskusi Forum Ngobras ‘Pendekatan Multidisiplin dalam Perawatan Kanker Payudara di Stadium Lanjut’ pada Selasa, 28 Oktober 2025.

Dia, menerangkan, pasien laki-laki dengan kanker payudara sebagian besar hanya bertahan sekitar enam hingga sembilan bulan. Hal ini disebabkan area dada laki-laki tidak memiliki lemak sehingga otot terekspos.

Selanjutnya, otot yang terekspos akan membuka jalan bagi sel kanker bergerak hingga menembus masuk dan menjangkit organ lain.

Menurut Andhika, selama ini kasus kanker payudara pada laki-laki sulit ditangani karena penelitiannya yang juga kurang. "Dicoba dengan beberapa hormon juga, ternyata hasilnya nggak terlalu bagus juga. Karena memang karakteristiknya itu berbeda dengan karakter payudara pada umumnya. Jadi ya umurnya enam sampai sembilan bulan," katanya.

Lebih lanjut, Kepala Departemen Radiologi MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, dr. Nina I.S.H. Supit menjelaskan bahwa laki-laki dapat memeriksakan area dadanya seperti yang dilakukan oleh perempuan. Untuk mendeteksi kanker payudara, hal utama yang harus dilakukan adalah memahami bentuknya terlebih dahulu.

Dia menambahkan bahwa untuk mengetahui struktur area dada dan bentuknya, dapat dilakukan USG. Jika tumor sudah terlihat, tahapan selanjutnya yang dapat dilakukan adalah mammografi. Hal ini dapat dilakukan untuk melihat detail sel kanker.

"Memang jarang, jarang sekali. (Screening) bisa USG, bisa mamografi," ujarnya.

Andhika membeberkan tiga tujuan pemeriksaan kanker payudara sehingga masyarakat tidak terlambat mendeteksinya. Pemeriksaan ini dilakukan dengan modalitas radiologi, khususnya PET Scan yaitu sistem pemeriksaan terbaru.

Pertama, pemeriksaan awal bertujuan untuk screening pada pasien-pasien tanpa gejala. Hal ini dilakukan supaya sel kanker dapat ditemukan lebih awal.

Kedua, pemeriksaan lanjutan dilakukan untuk mendiagnosa gejala yang ditemukan. Ini dilakukan tim multidisiplin untuk memastikan gejala yang nampak pada scan.

Terakhir, tahap evaluasi. Pemeriksaan ini dilakukan secara follow up atau monitoring terhadap pasien. Hal ini bisa dilakukan dengan PET Scan untuk evaluasi terapi yang dilakukan oleh pasien yang telah didiagnosis.

"Karena dengan PET scan, bisa dilihat bagaimana gambarannya. PET scan itu, kombinasi antara, PET, tomografi, dan CT scan. PET scan itu melihat metabolisme. Metabolisme yang sedang berlaku. Normal semua manusia punya metabolisme. Tapi, kalau dia punya sesuatu yang patologis, yang ganas, metabolisme aktif sekali," pungkasnya.