Liputan6.com, Jakarta Kehadiran polip dan miom di rahim atau perlengketan ternyata dapat menjadi penyebab sulit hamil, keguguran berulang, hingga kegagalan program bayi tabung (IVF).
Banyak kasus infertilitas yang tidak terdeteksi pada pemeriksaan awal, padahal gangguan pada rongga rahim dapat menghambat proses menempelnya embrio meskipun kualitas sel telur maupun sperma baik seperti disampaikan Dr. dr. Gita Pratama, Sp.OG(K), Subsp. FER., M.Rep.Sc dari RS Pondok Indah IVF Centre.
Guna mengetahui penyebab tersebut terkadang tidak bisa dengan cara USG. Maka diperlukan tindakan lanjutan yakni histeroskopi muntuk melihat kondisi rahim secara langsung.
“Histeroskopi itu seperti teropong rahim kita bisa tahu apa yang terjadi di dalamnya secara real time, kadang dari USG terlihat polip, tapi saat diteropong ternyata tidak ada, atau justru ditemukan kelainan yang tidak terdeteksi sebelumnya,” jelasnya.
Pemeriksaan ini menjadi penting terutama pada kasus infertilitas tanpa sebab jelas atau pasien IVF yang sudah berkali-kali gagal.
Peran Histeroskopi untuk Mendeteksi Kelainan Rahim Penyebab Infertilitas
Histeroskopi menjadi pemeriksaan yang semakin sering direkomendasikan pada pasien infertilitas karena mampu menilai kondisi rongga rahim secara langsung dan akurat.
Kelainan seperti polip, miom submukosa, perlengketan atau Asherman syndrome, septum rahim, hingga infeksi endometrium sering kali menjadi penyebab embrio gagal menempel.
“Kalau ada benda asing atau penyakit di rongga rahim, embrio biasanya tidak mau menempel. Bisa tidak hamil sama sekali atau akhirnya gugur,” jelas Gita.
Jenis histeroskopi dibagi dua:
1. Office Histeroskopi: dilakukan tanpa bius, hanya menggunakan analgesik ringan. Tindakan berlangsung 10–15 menit dan pasien dapat langsung pulang.
2. Operatif Histeroskopi: dilakukan dengan bius bila ada kelainan yang harus diangkat, seperti miom besar atau septum rahim.
“Yang kecil-kecil bisa langsung kita potong tanpa bius, tapi kalau polip besar atau miom, itu harus operatif karena waktu tindakan lebih lama dan alatnya berbeda,” jelas Gita.
Melalui prosedur ini, dokter bisa menentukan penyebab infertilitas secara lebih tepat dan menyusun rencana terapi yang optimal sebelum pasien menjalani program hamil atau IVF.
Polip, Miom, hingga Asherman Syndrome: Kelainan Kecil yang Berpengaruh Besar
“Kalau polip kecil, kita bisa langsung potong waktu itu juga. Pasien tidak perlu dibius,” ujarnya. Namun pada polip besar atau multipel, tindakan operatif diperlukan.
Miom submukosa merupakan tantangan tersendiri karena memiliki konsistensi keras seperti otot.
“Miom itu keras, jadi tidak bisa dipotong dengan alat biasa. Harus dengan alat khusus dan dalam kondisi pasien dibius,” jelasnya.
Miom di rongga rahim kerap menyebabkan perdarahan sangat banyak dan berkepanjangan hingga anemia. Kelainan lain yang sering dijumpai adalah Asherman syndrome, yaitu perlengketan dinding rahim akibat komplikasi kuretase.
“Kalau lengket berat, menstruasinya bisa sangat sedikit bahkan tidak keluar sama sekali,” kata Gita.
Kondisi ini membuat janin sulit menempel dan meningkatkan risiko keguguran berulang. Septum rahim adalah kelainan bawaan yang membagi rongga menjadi dua juga menjadi penyebab infertilitas dan persalinan prematur. Semua kelainan ini dapat diidentifikasi dan diperbaiki melalui histeroskopi.
Ada Infeksi Rahim yang Hanya Terlihat Melalui Histeroskopi
Selain kelainan struktural, Gita menjelaskan adanya kondisi yang sering terlewatkan, yaitu endometritis kronik, infeksi ringan pada dinding rahim yang tidak menimbulkan gejala jelas.
“Ini salah satu penyakit yang sangat sulit didiagnosis tanpa histeroskopi. Pasien biasanya tidak merasa apa-apa, tidak ada nyeri, tidak ada perdarahan abnormal,” ungkapnya.
Saat di teropong, endometritis tampak sebagai kemerahan pada dinding rahim disertai bintil-bintil kecil atau mikropolip. Kondisi ini sangat berpengaruh pada peluang keberhasilan implantasi embrio, terutama pada program IVF.
“Kadang pasien sudah beberapa kali IVF dengan embrio bagus, tapi tetap gagal. Setelah histeroskopi, baru ketahuan ada infeksi atau kelainan kecil yang selama ini tersembunyi,” ujar Gita.
Setelah perbaikan, pasien biasanya diberikan terapi lanjutan seperti pemasangan IUD khusus sebagai barrier anti perlengketan, antibiotik, atau hormon sesuai kebutuhan. Tujuannya memastikan rongga rahim kembali optimal untuk kehamilan.
“Rongga rahim harus dalam kondisi terbaik untuk menerima embrio. Kelainan kecil saja bisa membuat kehamilan sulit terjadi,” tutupnya

2 weeks ago
12
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5226660/original/050701400_1747753465-steptodown.com913068.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5434583/original/072066700_1764934343-lovely.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5434561/original/060399200_1764932683-Benny__2_.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5434166/original/027877400_1764916857-kekerasan_pada_balita.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5430980/original/008426800_1764685937-1-Presentasi_HIFU__1_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5341392/original/064080400_1757311672-high-angle-doctor-explaining-anatomy.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5273445/original/090665800_1751622471-jota_4.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5426791/original/024464800_1764317618-8.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5433778/original/099293100_1764898503-Verrell_Bramasta.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5428829/original/010409100_1764564620-6.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4942587/original/057574000_1726109875-Picsart_24-09-12_09-29-11-684.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4557855/original/082113100_1693419690-winter.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5341790/original/035452100_1757327420-529337290_17955797918989784_1820449023470465638_n.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5433783/original/008913600_1764900021-mbg_purwokwerto.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4807183/original/066488300_1713543479-oil-diffuser-near-burning-candles-aromatherapy-health-care-concept_169016-8495.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1659727/original/073811900_1501062335-CDR772103__National_Cancer_Institute.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5334428/original/084075100_1756715756-asian-researcher-in-laboratory-from-back.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5240091/original/010367000_1748869926-Mencuci_tangan.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4331303/original/047535800_1676955917-memory-concept-with-sculpture-brain.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3514141/original/067492100_1626602154-Ilustrasi_vitamin_atau_Obat.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5379583/original/008279300_1760351169-Artboard_1_copy.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5378189/original/057508300_1760218015-AP25284765147801__1_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5348124/original/066186800_1757768591-persebaya.jpg)



:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5367784/original/099774300_1759313808-Sherhan-Kalmurza.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5377650/original/070250500_1760140104-AP25283706908321.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5277047/original/083807100_1751975773-Sakit_mag.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5325476/original/093684600_1755998966-MPL_ID_S16_01.jpg)


:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4975262/original/049835800_1729563717-trombosit-adalah.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5376773/original/003374000_1760018952-yaniv-knobel-UvkIx6DMTMk-unsplash.jpg)

![[Kolom Pakar] Prof Tjandra Yoga Aditama: Wamenkes Baru dan Eliminasi Tuberkulosis](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/y0KuB7erhDJ6TbtDuKZCqONsZYw=/1200x675/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5376817/original/095760700_1760054336-WhatsApp_Image_2025-10-09_at_4.52.47_PM.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5369643/original/010833600_1759476021-IMG-20251003-WA0016.jpg)

English (US) ·